Saturday, October 27, 2012

Penyimpangan dari Good Corporate Governance (GCG)


Good Corporate Governance atau sering disingkat GCG adalah suatu praktik pengelolaan perusahaan secara amanah dan prudensial dengan mempertimbangkan keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders. Dengan implementasi GCG / penerapan GCG, maka pengelolaan sumberdaya perusahaan diharapkan menjadi efisien, efektif, ekonomis dan produktif dengan selalu berorientasi pada tujuan perusahaan dan memperhatikan stakeholders approach.

Perkembangan usaha dewasa ini telah sampai pada tahap persaingan global dan terbuka dengan dinamika perubahan yang demikian cepat. Dalam situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu keharusan dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan sustainable.

Siapa Yang Harus Menguasai GCG?
Beberapa jabatan berikut ini sudah semestinya menguasai apa itu GCG /Good Corporate Governance, diantaranya:
  • Dewan Komisaris,
  • Direksi,
  • Corporate Secretary,
  • Komite Audit,
  • Komite GCG,
  • Bagian Legal dan Compliance,
  • Internal Audit perusahaan BUMN & Swasta,
  • Dana Pensiun,
  • Yayasan/Koperasi, 
  • Dan siapapun yang hendak mengimplementasikan GCG.

 
Prinsip-prinsip dalam Good Corporate Governance adalah sebagai berikut :
  1. Transparasi
    Yaitu mengelola perusahaan secara transparan dengan semua stake holder (orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas perusahaan). Di sini para pengelola perusahaan harus  berbuat secara transparan kepada penanam saham, jujur apa adanya dalam membuat laporan usaha, tidak manipulatif. Keterbukaan informasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengungkapan informasi yang dianggap penting dan relevan.
  2. Accountability
    Yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban dalam perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Manajemen harus membuat job description yang jelas kepada semua karyawan dan menegaskan fungsi-fungsi dasar setiap bagian. Dari sini perusahaan akan menjadi jelas hak dan kewajibannya, fungsi dan tanggung jawabnya serta kewenangannya dalam setiap kebijakan perusahaan.
  3. Responsibility
    Yaitu menyadari bahwa ada bagian-bagian perusahaan yang membawa dampak pada lingkungan dan masyarakat pada umumnya. Di sini perusahaan harus memperhatikan amdal, keamanan lingkungan, dan kesesuaian diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. Perusahaan harus apresiatif dan proaktif terhadap setiap gejolak sosial masyarakat dan setiap yang berkembang di masyarakat.
  4. Independensi
    Yaitu berjalan tegak dengan bergandengan bersama masyarakat. Perusahaan harus memiliki otonominya secara penuh sehingga pengambilan-pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan otoritas yang ada secara penuh. Perusahaan harus berjalan dengan menguntungkan supaya bisa memelihara keberlangsungan bisnisnya, namun demikian bukan keuntungan yang tanpa melihat orang lain yang juga harus untung. Semuanya harus untung dan tidak ada satu pun yang dirugikan.
  5. Fairness
    Yaitu semacam kesetaraan atau perlakuan yang adil di dalam memenuhi hak dan kewajibannya terhadap stake holder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan harus membuat sistem yang solid untuk membuat pekerjaan semuanya seperti yang diharapkan. Dengan pekerjaan yang fair tersebut diharapkan semua peraturan yang ada ditaati guna melindungi semua orang yang punya kepentingan terhadap keberlangsungan bisnis kita.

Contoh Kasus :
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengakui adanya dugaan pelanggaran UU No.5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh PT PLN (Persero) apabila BUMN sektor listrik itu meneruskan kebijakan capping untuk TDL sektor industri. KPPU akan mengkaji sesuai dengan prosedur lewat pemeriksaan selanjutnya. Kemungkinan pasal yang akan dikaji KPPU ialah pasal 19d di dalam Undang-Undang Nomor 5/1999 yang mengatur masalah diskriminasi terkait penerapan tarif terhadap para pelaku industri.Untuk itu, KPPU akan segera menelisik data-data PLN untuk melihat siapa saja pelanggan industri yang menikmati capping dengan yang tidak. Sementara ini, KPPU mengakui pada 2010 memang terdapat perbedaan tarif untuk golongan-golongan industri. Untuk golongan industri kecil atau rumah tangga yang dikenakan capping diganjar Rp803 per KWh. Sementara yang tidak kena capping dikenakan Rp916 per KWh. Sehingga ada disparitas harga sekitar Rp113 per KWh. Sementara untuk golongan menengah berkapasitas tegangan menengah berbeda Rp667 per KWh apabila dikenakan capping dan Rp731 KWh untuk yang tidak. Perbandingan bagi industri yang memakai capping dengan yang tidak, untuk tegangan menengah sebesar 23%. Untuk golongan tarif untuk keperluan industri besar, mereka yang dikenakan capping harus membayar sebesar Rp594 per KWh sementara yang tidak menjadi Rp605 per KWh (disparitas harga Rp11 per KWh). Berdasarkan indikasi-indikasi tersebut, KPPU akan segera melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada berdasarkan surat yang masuk ke pihaknya pada 11 Januari silam.
KPPU juga akan panggil pihak yang selama ini diuntungkan dengan tarif lebih rendah atau yang iri terhadap perbedaan harga karena mereka dikenakan beban yang lebih tinggi dibanding yang lain. Selain itu, mereka juga akan memanggil Pemerintah dan Kementerian Keuangan dan Dirjen Listrik Kementerian ESDM untuk meminta pandangan dari mereka dan akan membuktikan di lapangan misal cek kuitansi supaya ada fakta dan data hukum tidak hanya data statistik.
Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik sebenarnya sudah mulai dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
Krisis listrik kemudian juga memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang.
Akibat dari PT. PLN yang memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Banyak daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

Analisis :
Menurut saya perusahaan diatas telah menyimpang dari metode Good Corporate Governance, karena disini PLN selaku perusahaan listrik satu-satunya di Indonesia terlihat tidak memiliki tanggung jawab (Responsibility) yang baik terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat selaku pengguna layanan listrik PLN merasa sangat dirugikan dengan terjadinya krisis listrik yang dialami oleh pihak PLN.


Sunday, October 14, 2012

Analisis Iklan Layanan Masyarakat Shampo "Emeron"

 

Iklan merupakan media promosi bagi kalangan yang ingin menginformasikan antara lain, barang ide, dan jasa. Penggunaan bahasa dalam iklan bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar. Dengan demikian, pembuat iklan akan berusaha membuat iklan yang bermakna positif dan dengan penampilan semenarik mungkin sehingga para konsumen berminat untuk membelinya. Sebelum itu kita perlu menganalisis arti atau makna dari iklan tersebut, baik dari sudut pandang etika, norma, dan nilai.

EMERON


“Rambut lembut, nurut, narsis boleh dong! Baru Emeron silky moist dengan activita care aktif menutrisi dari dalam, menjaga kekuatan rambut, lindungi dari pengaruh luar, diperkaya rosemilk terasa lembut dan gampang diatur. Dia semakin sayang, rambut emeron ketauan deh! Emeron silky moist naturally different.”

Analisis :
Dari sudut pandang etika, iklan ini menggunakan tata bahasa yang tidak baku namun cukup sesuai dengan etika, disini bisa terlihat dari penggunaan kata-kata "narsis boleh dong!" dan pada iklan ini menampilkan adegan-adegan yang pantas untuk disaksikan oleh semua kalangan.
Dari sudut pandang norma, iklan ini tidak melanggar norma-norma yang berlaku, karena iklan ini menceritakan keunggulan-keunggulan produknya tanpa membandingkan atau merendahkan produk kompetitor.
Dari sudut pandang nilai, iklan ini memliki nilai-nilai positif antara lain kalau menggunakan Shampo Emeron, rambut terasa lembut dan gampang diatur, sehingga sang kekasih pun akan semakin sayang karena rambutnya lebih lembut dan enak untuk dibelai.

Sunday, October 07, 2012

Rangkuman Kick Andy

Kick Andy episode 5 Oktober 2012 menceritakan pentingnya sebuah kejujuran dalam segala hal, seperti pada narasumber pertama.adalah seorang Kepala Sekolah disebuah sekolah Menengah Pertama di sebuah daerah. Disini dia mengajarkan anak didiknya bahwa negara kita, Republik Indonesia tidak akan mampu bertahan jikalau tiadanya sifat kejujuran pada setiap masyarakat Indonesia. Dia memberi contoh dengan mendirikan sebuah Warung Kejujuran, warung yang menjual berbagai macam keperluan untuk keperluan belajar. Warung itu tak bedanya dengan koperasi-koperasi sekolah pada umumnya, yang membedakannya adalah sistemnya. Dimana setiap siswa yang akan membeli diwajibkan untuk mengisi buku pembelian dan membayarkan kedalam sebuah kotak yang berisi uang-uang hasil penjualan barang-barang.

Sang Kepala Sekolah tak kapok-kapok untuk menanamkan sifat-sifat kejujuran pada setiap siswanya, meskipun berdirinya Warung Kejujuran tak selalu mulus seperti yang diharapkan, karena warung tersebut kerap kehilangan barang dan tanpa adanya uang di dalam kotak yang telah disediakan. Kepala Sekolah kembalikan mendirikan Telepon Kejujuran, dengan berprinsip yang sama seperti Warung Kejujuran. Telepon ini bekerja layaknya wartel umum. Dengan tarif Rp.1.000,- untuk telepon ke handphone lain permenit dan Rp.300,- permenit untuk ke nomor rumah. Sama seperti Warung Kejujuran, Telepon Kejujuran pun tak berjalan seperti yang diharapkan. Karena kerap kehabisan pulsa tanpa diiringi dengan bertambahnya uang pada kotak uang yang telah disediakan.

Ada pula seorang tukang becak yang menjual bensin eceran dengan sistem kejujuran. Dengan bermodalkan pamflet yang berisikan pesan-pesan moral mengenai pentingnya sebuah kejujuran, ia terus berjualan bensin walaupun telah merugi hingga lima juta rupiah.

Lalu ada seorang anak beserta adiknya yang mampu membuat sebuah permainan bertemakan anti-korupsi. Dengan bertemakan perlawanan Burung Garuda disebuah rumah yang diartikan bangsa Indonesia, melawan serbuan tikus-tikus jahat yang diartikan sebagai koruptor. Permainan yang dapat dimainkan pada gadget iPad ini, didesain sedemikian rupa agar aman dimainkan oleh anak-anak tanpa mengurangi nilai-nilai pendidikannya. Seperti nilai-nilai kejujuran, kegigihan, kebanggaan pada bangsa.

Menurut analisis saya dari sudut pandang etika, sudah melakukan anti-korupsi dengan beretika baik karena mereka tidak secara langsung dalam menyinggung salah satu pihak. Menurut norma-norma yang berlaku pun sama, mereka tidak melanggar norma-norma yang berlaku. Dan begitu pula dengan nilai-nilai yang berlaku, mereka mampu memberi contoh yang baik kepada sesama dan mengajarkan sifat-sifat kejujuran kepada sesama untuk setiap golongan, segala kalangan.

Sunday, September 30, 2012

10 Unsur Tradisional Pernikahan Adat Palembang

10 Unsur Tradisional

Adalah sebagian kecil yang bisa ditemukan dalam rangkaian prosesi pernikahan Adat Palembang. Menjadi fakta yang sangat menarik kala modernisasi dan era minimalis sudah merasuki hampir semua segi kehidupan, termasuk prosesi pernikahan, masih ada sebagian orang yang tetap teguh mempertahankan tradisi dan budaya. Ini juga sebagai bukti bahwa keagungan adat istiadat tak lekang termakan zaman, serta tidak mengenal status sosial individu.
Teks: Maria Djajaputra



1. PENYELIDIKAN TERHADAP SANG GADIS
Calon mempelai perempuan masih harus "diselidiki" oleh utusan pihak keluarga calon laki-laki. Arti kata "selidik" bukan melambangkan kecurigaan, melainkan pendekatan yang dilakukan oleh keluarga calon mempelai laki-laki dan memastikan bahwa calon mempelai perempuan belum ada yang meminang. Prosesi ini dikenal dengan nama Madik, berasal dari bahasa Jawa Kawi yang berarti mendekat atau pendekatan. 

2. MEMAGARI SANG GADIS
Setelah proses Madik berhasil, maka calon mempelai perempuan "dipagari". Proses adat ini bernama Menyenggung atau Senggung yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya "pagar". Prosesi ini bertujuan agar si gadis tidak diganggu lagi oleh senggung (sebangsa musang) sebagai kiasan tidak diganggu oleh laki-laki lain. Keluarga besar laki-laki mengirimkan utusan resmi kepada pihak keluarga si gadis dengan membawa tenong (keranjang antaran) atau sangkek terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat atau segi sempat berbungkus kain batik bersulam emas berisi makanan, bisa juga berupa telur, terigu, atau mentega sesuai keadaan keluarga si gadis. 

3. MENGIKAT GADIS
Bila proses senggung telah mencapai sasaran, pihak keluarga laki-laki masih harus kembali lagi membawa tenong sebanyak 3 buah, masing-masing berisi terigu, gula pasir, dan telur itik. Dengan adanya proses adat Ngebet ini, berarti kedua belah keluarga telah Nemuke Kato atau sepakat bahwa si gadis telah "diikat" oleh pihak laki-laki. Sebagai tanda ikatan di antara keduanya, pihak laki-laki memberikan bingkisan lagi berupa kain, bahan busana, atau benda berharga seperti cincin, kalung, ataupun gelang. 

4. MUSYAWARAH DI ANTARA KELUARGA BESAR
Proses yang dinamakan Berasan ini berasal dari kata Melayu yang berarti musyawarah. Kedua keluarga besar menentukan apa yang akan diminta pihak perempuan dan apa yang akan diberikan oleh pihak laki-laki. Inilah kesempatan pihak perempuan diperkenalkan kepada pihak keluarga laki-laki. Suasana Berasan diramaikan dengan pantun dan berbasa-basi. Setelah jamuan makan, kedua pihak keluarga menentukan segala persyaratan perkawinan, baik tata cara adat maupun agama. Saat inilah ditetapkan hari berlangsungnya Mutuske Kato

5. MENENTUKAN PERSYARATAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN PERKAWINAN
Jika menyepakatinya berdasarkan syariat agama, berarti kedua pihak bersepakat tentang mahar atau mas kawin. Sedangkan menurut adat istiadat, kedua pihak akan menyepakati adat apa yang akan dilaksanakan, karena masing-masing memiliki perlengkapan dan persyaratan sendiri. 

6. MENENTUKAN HARI PERNIKAHAN DAN MUNGGAH
Yaitu tepat pada saat cahaya bulan sedang cantik menyinari bumi, agar cahayanya menjadi penerang kehidupan kedua mempelai. Proses adat inilah yang dinamakan Mutuske Kato, yaitu saat keluarga memutuskan Hari Nganterke Belanjo, Hari Pernikahan, Munggah, Nyemputi dan Nganter Pengantin, Ngalie Turon, Bercacap atau Mandi Simburan atau Beratib. Saat proses adat ini, keluarga laki-laki mendatangi pihak perempuan dengan membawa 7 tenong yang berisi gula pasir, terigu, telur itik, pisang, dan buah-buahan lain. Selain membuat beberapa keputusan, pihak laki-laki juga memberikan persyaratan adat yang telah disepakati pada acara Berasan. Mutuske Kato ditutup dengan doa keselamatan dan permohonan kepada Tuhan agar pelaksanaan perkawinan berjalan lancar. Dilanjutkan dengan acara sujud calon pengantin perempuan kepada calon mertua, yang dibalas dengan pemberian emas sebagai tanda cinta. Ketika utusan dari pihak pria ingin pulang, 7 tenong pihak laki-laki ditukar oleh pihak perempuan dengan isian aneka jajanan khas Palembang untuk dibawa pulang. 

7. SERAH-SERAHAN
Tradisi yang mirip tradisi Jawa ini, disebut Nganterke Belanjo. Prosesi ini banyak dilakukan oleh kaum perempuan, sedangkan kaum laki-laki hanya mengiringi saja. Bentuk gegawaan yang disebut Masyarakat Palembang sebagai "adat ngelamar" , dibawa oleh pihak laki-laki (sesuai kesepakatan) untuk pihak perempuan antara lain berupa sebuah ponjen warna kuning berisi duit belanjo (uang belanja) yang diletakkan dalam nampan, sebuah ponjen warna kuning berukuran lebih kecil berisi uang pengiring duit belanjo, 24 ponjen yang leberukuran lebih kecil dan berwarna kuning berisi koin-koin logam sebagai pengiring pengantin duit belanjo, selembar selendang songket, baju kurung songket, sebuah ponjen warna kuning berisi uang "timbang pengantin" , 12 nampan berisi aneka macam barang keperluan pesta, serta kembang setandan yang ditutup kain sulam berenda. Selain itu, diantarkan pula enjukan atau permintaan yang telah ditetapkan saat Mutuske Kato, yaitu berupa salah satu syarat adat pelaksanaan perkawinan sesuai kesepakatan. 

8. MELAKUKAN RITUAL
Calon pengantin biasanya melakukan beberapa ritual yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan, dan juga lambang magis yang dipengaruhi kepercayaan tradisional. Rangkaian ritual tersebut dimulai dari betanggas yaitu mandi uap, lalu ada bebedak, kemudian berpacar, yaitu diberikan pacar(sejenis kutek) pada seluruh kuku tangan dan kaki, juga telapak tangan dan telapak kaki yang disebut pelipit. Kesan merah pada pacar berguna untuk mengusir segala jenis makhluk halus, dan pacar sendiri dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk memberi kesuburan bagi pengantin perempuan. 

9. MENYATUKAN SEPASANG KEKASIH MENJADI SUAMI ISTRI
Upacara ini dimaksudkan sebagai tanda memasuki kehidupan berumah tangga. Menurut aturan adat, memang sebaiknya dilaksanakan di rumah calon pengantin laki-laki. Tapi sesuai dengan perkembangan masa, upacara yang umum disebut sebagai upacara akad nikah ini bisa dilakukan di rumah calon mempelai perempuan dan dikatakan sebagai "kawin numpang" . Syaratnya, jika akad nikah berlangsung sebelum acara Munggah, maka utusan pihak perempuan terlebih dahulu nganterke keris ke kediaman pihak laki-laki.

10. MENYIMBANGKAN DAN MENYERASIKAN KEDUA PENGANTIN
Upacara yang merupakan puncak rangkaian acara perkawinan Adat Palembang ini melibatkan banyak pihak keluarga kedua mempelai, dihadiri para tamu undangan dan dilaksanakan di rumah kediaman keluarga pengantin perempuan. Inilah yang disebut sebagai Munggah, yang bermakna agar kedua pengantin menjalani hidup berumah tangga selalu seimbang atau timbang rasa, serasi, dan damai. 

Sumber http://www.weddingku.com/traditional/tradition/3/1/palembang

ANALISIS
Menurut saya, meskipun era modernisasi sudah masuk kedalam kehidupan namun sebagian orang masih menggunakannya dalam acara pernikahan mereka. Karena disetiap tahapan yang dilaksanakan, terdapat makna-makna yang berarti bagi sebagian orang. Sepertimencari tahu apakah calon perempuan sudah ada yang punya atau belum, lalu setelah diketahui, si calon perempuan diasingkan dari pria-pria lain agar tidak diganggu lagi. Karena walaupun seseorang dengan pasangannya sudah bertunangan sekalipun, pasangan tersebut belum mendapat jaminan akan dapat tetap bersama hingga ke jenjang pernikahan. Dengan melaksanakan adat ini maka akan meminimalisir kemungkinan tersebut.
Tidak sampai disitu, dalam menentukan tanggal pernikahan tidak ditentukan oleh salah satu pihak saja, mereka bermusyawarah dalam menentukan tanggal. Sehingga adat seperti ini yang harusnya tetap dipertahankan hingga saat ini, agar terjadi kata sepakat diantara mereka dan tidak ada yang merasa dirugikan dengan pemilihan tanggal tersebut.

Wednesday, June 27, 2012

Tugas III


1. Abstraksi
Studi Kelayakan perluasan usaha pada Rumah Makan Soto Ngawi bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya Rumah Makan Soto Ngawi meluaskan usahanya. Adapun aspek yang dikaji adalah Aspek Keuangan yang dihitung dengan menggunakan metode PP (Payback Period), NPV (Net Present Value), PI (Profitability Index), dan IRR (Internal rate of Return), sedangkan data yang digunakan untuk menilai keuangan adalah data investasi yang diperoleh dari prakiraan pendapatan, prakiraan biaya, dan Laba Rugi berdasarkan observasi.
Hasil dari perhitungan Payback Period diperoleh 3 tahun 7 bulan 22 hari dengan perkiraan waktu maksimum adalah 5 tahun. Perhitungan Net Present Value diperoleh nilai positif yaitu sebesar Rp. 394.997.017,61. Perhitungan Profitability Index (PI) diperoleh nilai lebih dari 1 yaitu 12,4. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) diperoleh tingkat bunga sebesar 51,25%. Berdasarkan perhitungan yang telah diteliti, diketahui bahwa Rumah Makan Soto Ngawi layak untuk mengembangkan usahanya.

2. Latar Belakang
Pada masa perekonomian saat ini umumnya di kota-kota besar banyak didirikan berbagai jenis usaha baik yang bergerak di bidang jasa maupun di bidang perdagangan. Tersedia berbagai macam jenis usaha untuk dapat menarik minat pelanggan atau konsumen. Khususnya usaha-usaha kecil yang mulai berkembang dan akan berpengaruh terhadap persaingan antar perusahaan.
Persaingan antar usaha-usaha kecil tentu akan semakin ketat. Pemilik usaha harus terus berusaha untuk mencari solusi agar usahanya dapat terus berkembang. Selain untuk meningkatkan keuntungan yang diinginkan pemiliknya, diharapkan pula usaha tersebut mendapatkan kepercayaan yang lebih dari konsumen. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk membuat peningkatan mutu dan kualitas pada produknya agar semakin diminati para konsumen.
Peningkatan kualitas produk menjadi salah satu pilihan pemilik usaha untuk dapat mempertahankan konsumen mereka. Karena dengan semakin meningkatnya kualitas produk, tentu konsumen akan memilih kepada produk yang memiliki kualitas terbaik dan harga yang sesuai dengan kualitas yang ditawarkan. Peningkatan mutu dan kualitas yang umumnya dilakukan oleh pemilik usaha. Antara lain, dengan menggunakan bahan baku yang lebih baik, memperbanyak porsi yang disediakan, mempermurah harga jual produknya, memperkenalkan jenis produk baru, menambah keanekaragaman jenis produk yang disediakan atau dengan memperbaiki pelayanan dan fasilitas yang telah tersedia.
Namun, peningkatan kualitas produk saja tentu tidak cukup untuk menghadapi persaingan antar usaha-usaha kecil yang semakin ketat. Untuk itu, seorang pemilik usaha perlu untuk mengembangkan atau memperluas usahanya agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari usaha yang dimiliki.
Demi tercapainya perluasan usaha yang lancar, pemilik usaha juga harus mempertimbangkan berbagai hal yang akan menjadi peluang dan hambatan dalam usaha perluasan tersebut. Rumah Makan Soto Ngawi adalah salah satu usaha di bidang rumah makan yang berencana untuk mengembangkan usahanya dengan cara memperluas usahanya. Rumah Makan Soto Ngawi menjual berbagai macam jenis makanan dan minuman yang bisa disediakan untuk makan di tempat atau pemesanan dalam jumlah besar untuk acara-acara tertentu.
Sebelum memperluas usahanya, pemilik Rumah Makan Soto Ngawi perlu melihat berbagai aspek-aspek studi kelayakan. Salah satu aspek yang paling penting adalah aspek keuangan, karena dalam aspek keuangan ini akan terlihat Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Indeks (PI). Apakah layak untuk membuka cabang baru.
Maka dari itu untuk mengetahui kelayakan usaha, maka penulis mencoba
mengambil judul dari penelitian ini “STUDI KELAYAKAN USAHA UNTUK
PERLUASAN RUMAH MAKAN SOTO NGAWI“.

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang mengacu pada rumusan masalah diatas yaitu untuk mengetahui :
1.      Untuk mengetahui kelayakan rencana perluasan usaha Rumah Makan Soto Ngawi di kawasan Kantin Universitas Indonesia, belakang Stasiun Pondok Cina, kantin nomor 5, Kota Depok.
2.      Untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal.
3.      Untuk mengetahui kendala apa saja yang akan di temui Rumah Makan Soto Ngawi dalam proses perluasan usahanya

4. Metode Penelitian :
1.5.1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah Rumah Makan Soto Ngawi yang terletak di kawasan Kantin Universitas Indonesia, belakang Stasiun Pondok Cina, kantin nomor 5, Kota Depok.

1.5.2. Data Penelitian / Variabel
Dalam menyusun penulisan ilmiah ini penulis mendapatkan data dan informasi dengan menggunakan data primer maupun data sekunder.
1.   Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari objek atau lokasi penelitian, yaitu pemilik usaha Rumah Makan Soto Ngawi.
2.   Data Sekunder
Data yang diperoleh dari data investasi, pendapatan, keuntungan dan perkiraan yang ditanyakan secara langsung kepada pemilik Rumah Makan Soto Ngawi.
 
1.5.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ilmiah ini penulis mengumpulkan dan mengolah data-data yang diperoleh dengan metode:
1.   Studi Lapangan (field research)
Merupakan studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara melakukan :
a.   Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab pemilik Rumah Makan Soto Ngawi tersebut.
b.   Yaitu mengadakan survei secara langsung kepada perusahaan yang diteliti untuk mengetahui kebenaran dari hasil wawancara.
2.   Studi Kepustakaan (library research)
Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, catatan kuliah, dan diktat yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.

1.5.4. Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan beberapa metode analisis yaitu metode:
a.   Payback Period
Merupakan tehnik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek/usaha.
  
   Rumus  : PV Investasi  x 12 bulan
                             PV Proceed

b.   Net Present Value
Merupakan tehnik penelitian yang membandingkan nilai sekarang kas bersih dengan nilai sekarang investasi selama umur investasi.

Rumus : NPV = PV Proceed – PV Outlay

 c.   Profitability Index
Merupakan tehnik penilaian berdasarkan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
                                      
                                    Rumus : PI  =  PV Proceed 
                                 PV Outlays

d.   Internal Rate of Return
Merupakan tehnik penilaian berdasarkan tingkat pengembalian hasil intern.

Rumus  : IRR = P1-C1.P2-P1
                                       C2-C1


Sunday, April 29, 2012

Perekonomian Indonesia

PEREKONOMIAN INDONESIA

“Masalah Kemiskinan”

KATA PENGANTAR
Alhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah pembangunan ekonomi indonesia. Selain sebagai tugas, makalah yang penulis buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang masalah pokok pembangunan ekonomi Indonesia antara lain masalah kemiskinan, dampaknya serta upaya pengentasan masalah kemiskinan.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu ,selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis, banyak pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih baik lagi.
Bekasi, April 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
A. LATAR BELAKANG……………..………………………………………. 1
B. MASALAH………………………………………………………………………………… 1
C. LANDASAN TEORI…………………………………………………………………… 1
D. PEMBAHASAN
1. Kemiskinan Di Indonesia………………………………………………………… 2
2. Dampak Kemiskinan………………………………………………………………. 2
3. Upaya Pengentasan Kemiskinan………………………………………………. 3
E. PENUTUP………………………………………………………………………………….. 6
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA 10

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah adanya tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia. Makalah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah tersebut.
Tema Pembangunan Ekonomi Indonesia di pilih karena menurut penulis masih banyak masalah yang perlu di soroti dalam hal ini. Masalah kemiskinan, dampaknya serta upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan yang dari tahun ke tahun tak kunjung memberikan hasil yang menggembirakan membuat semakin menariknya masalah ini untuk di bahas. selain itu mekalah ini di buat sebagai pembelajaran bagi para pembaca terutama bagi penulis. Maka dengan alasan-alasan tersebutlah makalah ini di buat.

B. MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1. Kemiskinan Di Indonesia
2. dampak dari kemiskinan
3. upaya pngentasan kemiskinan
Masalah-masalah ini diangkat dengan asumsi bahwa nyatanya di jaman globalisasi seperti sekarang ini, kemiskinan di Indonesia masih saja merajalela dan seperti tak kunjung usai. masalah ini menimbulkan masalah-masalah baru seperti pengangguran, dan kekerasan yang belakangan ini sering terjadi di Indonesia dan akhirnya pembangunan ekonomi Indonesia tidak berjalan lancar.

C. LANDASAN TEORI
1. Lingkaran Kemiskinan
Konsep lingkaran kemiskinan (vicious circle of proverty) ini pertama kali dikenalkan oleh Ragnar Nurkse dalam bukunya yang berjudul Problems Of Capital Formation In Underdeveloped Countries (1953).
Lingkaran kemiskinan didefinisikan sebagai suatu rangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi satu sama lain sehingga menimbulkan suatu kondisi di mana sebuah Negara akan tetap miskin dan akan mengalami banyak kesulitan untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Menurut Nurkse, kemiskinan bukan hanya disebabkan oleh tidak adanya pembangunan masa lalu, tetapi kemiskinan juga dapat menjadi faktor penghamabat dalam pembangunan di masa mendatang. Sehubungan dengan hal itu, lahirlah suatu ungkapan nurkse yang sangat terkenal yaitu “a country is poor because it is poor”.
Pada hakikatnya konsep lingkaran kemiskinan menganggap bahwa : 1) ketidakmampuan untuk mengerahkan tabungan yang cukup, 2) kurangnya faktor pendorong untuk kegiatan penanaman modal, dan 3) tingkat pendidikan dan keahlian masyarakat yang relatif masih rendah , merupakan tiga faktor utama yang menghambat proses pembentukan modal dan pembangunan ekonomi di berbagai Negara yanga sedang berkembang.
Gambar 1.1 lingkaran kemiskinan (terlampir) akan memperjelas bagaimana konsep ini mampu menjelaskan dengan baik tentang penyebab kemiskinan yang tidak berkesudahan dan faktor-faktor yang dinilai menjadi penghambat pembangunan di Negara sedang berkembang.

D. PEMBAHASAN
1. Kemiskinan Di Indonesia
Kemiskinan menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan global. di Indonesia masalah kemiskinan seperti tak kunjung usai. masih banyak kita dapati para pengemis dan gelandangan berkeliaran tidak hanya di pedesaan bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta pun pemandangan seperti ini menjadi tontonan setiap hari.
Kini di Indonesia jerat kemiskinan semakin parah. Jumlah kemiskinan di Indonesia pada Maret 2009 saja mencapai 32,53 juta atau 14,15 persen (www.bps.go.id). Kemiskinan bukan semata-mata persoalan ekonomi melainkan kemiskinan kultural dan struktural.
Hari Susanto (2006) mengatakan umumnya instrumen yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat tersebut miskin atau tidak bisa dipantau dengan memakai ukuran peningkatan pendapatan atau tingkat konsumsi seseorang atau sekelompok orang. Padahal hakikat kemiskinan dapat dilihat dari berbagai faktor. Apakah itu sosial-budaya, ekonomi, politik, maupun hukum.
Menurut Koerniatmanto Soetoprawiryo menyebut dalam Bahasa Latin ada istilah esse (to be) atau (martabat manusia) dan habere (to have) atau (harta atau kepemilikan). Oleh sebagian besar orang persoalan kemiskinan lebih dipahami dalam konteks habere. Orang miskin adalah orang yang tidak menguasai dan memiliki sesuatu. Urusan kemiskinan urusan bersifat ekonomis semata.
Bila kita cermati kondisi masyarakat dewasa ini. Banyak dari mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Bahkan, hanya untuk mempertahankan hak-hak dasarnya serta bertahan hidup saja tidak mampu. Apalagi mengembangkan hidup yang terhormat dan bermartabat.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan menambah panjang deret persoalan yang membuat negeri ini semakin sulit keluar dari jeratan kemiskinan. Hal ini dapat kita buktikan dari tingginya tingkat putus sekolah dan buta huruf. Belum lagi tingkat pengangguran yang meningkat “signifikan.” Jumlah pengangguran terbuka tahun 2007 di Indonesia sebanyak 12,7 juta orang. Ditambah lagi kasus gizi buruk yang tinggi, kelaparan/busung lapar, dan terakhir, masyarakat yang makan “Nasi Aking.”
2. Dampak Kemiskinan
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks, diantaranya :
1. Pengangguran.
Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata.
2. Kekerasan.
Kekerasan-kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu. belakangan banyak oknum-oknum yang menggunakan modus penipuan melalui sms.
3. Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Karena untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.
Kondisi seperti ini membuat masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekola berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.
4. Kesehatan
Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
3. Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia
Seperti telah disinggung di atas bahwa kemiskinan merupakan suatu masalah yang kompleks dan multidimensional yang tak terpisahkan dari pembangunan mekanisme ekonomi, sosial dan politik yang berlaku. Oleh karena itu setiap upaya pengentasan kemiskinan secara tuntas menuntut peninjauan sampai keakar masalah. Jadi, memang tak ada jalan pintas untuk mengentaskan masalah kemiskinan ini. Penanggulanganya tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa.
Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK). Disamping turut menandatangani Tujuan Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals) untuk tahun 2015, dalam RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam pengentasan kemiskinan untuk tahun 2009, termasuk target ambisius untuk mengurangi angka kemiskinan dari 18,2 persen pada tahun 2002 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009.
Dalam pelaksanaan program pengentasan nasib orang miskin, keberhasilannya bergantung pada langkah awal dari formulasi kebijakan, yaitu mengidentifikasikan siapa sebenarnya “si miskin” tersebut dan dimana ia berada. Kedua pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan melihat profil dari si miskin.
Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia. Pertama, banyak rumah tangga yang berada disekitar garis kemiskinan nasional, yang setara dengan PPP AS$1,55-per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan. Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong miskin dari segi pendapatan dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan manusia. Ketiga, mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
Tiga cara untuk membantu mengangkat diri dari kemiskinan adalah melalui pertumbuhan ekonomi, layanan masyarakat dan pengeluaran pemerintah. Masing-masing cara tersebut menangani minimal satu dari tiga ciri utama kemiskinan di Indonesia, yaitu: kerentanan, sifat multi-dimensi dan keragaman antar daerah (lihat Tabel 1). Dengan kata lain, strategi pengentasan kemiskinan yang efektif bagi Indonesia terdiri dari tiga komponen:
• Membuat Pertumbuhan Ekonomi Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.
Pertumbuhan ekonomi telah dan akan tetap menjadi landasan bagi pengentasan kemiskinan. Pertama, langkah membuat pertumbuhan bermanfaat bagi rakyat miskin merupakan kunci bagi upaya untuk mengkaitkan masyarakat miskin dengan proses pertumbuhan baik dalam konteks pedesaan-perkotaan ataupun dalam berbagai pengelompokan berdasarkan daerah dan pulau. Hal ini sangat mendasar dalam menangani aspek perbedaan antar daerah. Kedua, dalam menangani ciri kerentanan kemiskinan yang berkaitan dengan padatnya konsentrasi distribusi pendapatan di Indonesia, apapun yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat akan dapat dengan cepat mengurangi angka kemiskinan serta kerentanan kemiskinan.
Membuat pertumbuhan bermanfaat bagi masyarakat miskin memerlukan langkah untuk membawa mereka pada jalan yang efektif untuk keluar dari kemiskinan. Hal ini berarti memanfaatkan transformasi struktural yang sedang berlangsung di Indonesia yang ditandai oleh dua fenomena. Pertama, sedang terjadi pergeseran dari kegiatan yang berbasis pedesaan ke kegiatan yang berbasis perkotaan. Kedua, telah terjadi pergeseran yang menonjol dari kegiatan bertani (farm) ke kegiatan non-tani (non-farm). Transformasi ini menunjukan adanya dua jalan penting yang telah diambil oleh rumah tangga untuk keluar dari kemiskinan di Indonesia.
1. Peningkatan produktivitas pertanian.
2. Peningkatan produktivitas non-pertanian, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan yang “dikotakan” dengan cepat.
• Membuat Layanan Sosial Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.
Penyediaan layanan sosial bagi rakyat miskin baik oleh sektor pemerintah ataupun sektor swasta-adalah mutlak dalam penanganan kemiskinan di Indonesia. Pertama, hal itu merupakan kunci dalam menyikapi dimensi non-pendapatan kemiskinan di Indonesia. Indikator pembangunan manusia yang kurang baik, misalnya Angka Kematian Ibu yang tinggi, harus diatasi dengan memperbaiki kualitas layanan yang tersedia untuk masyarakat miskin. Hal ini lebih dari sekedar persoalan yang bekaitan dengan pengeluaran pemerintah, karena berkaitan dengan perbaikan sistem pertanggungjawaban, mekanisme penyediaan layanan, dan bahkan proses kepemerintahan. Kedua, ciri keragaman antar daerah kebanyakan dicerminkan oleh perbedaan dalam akses terhadap layanan, yang pada akhirnya mengakibatkan adanya perbedaan dalam pencapaian indikator pembangunan manusia di berbagai daerah. Dengan demikian, membuat layanan masyarakat bermanfaat bagi rakyat miskin merupakan kunci dalam menangani masalah kemiskinan dalam konteks keragaman antar daerah.
Membuat layanan bermanfaat bagi masyarakat miskin memerlukan perbaikan sistem pertanggungjawaban kelembagaan dan memberikan insentif bagi perbaikan indikator pembangunan manusia. Saat ini, penyediaan layanan yang kurang baik merupakan inti persoalan rendahnya indikator pembangunan manusia, atau kemiskinan dalam dimensi non-pendapatan, seperti buruknya pelayanan kesehatan dan pendidikan. Bidang lain yang memerlukan perhatian adalah perbaikan akses bagi masyarakat miskin terhadap pelayanan untuk menekan kesenjangan antar daerah dalam hal indikator pembangunan manusia. Di bidang pendidikan, salah satu masalah kunci adalah tingginya angka putus sekolah di masyarakat miskin pada saat mereka melanjutkan pendidikan dari SD ke SMP. Dalam menyikapi aspek multidimensional kemiskinan, upaya-upaya hendaknya diarahkan pada perbaikan penyediaan layanan, khususnya perbaikan kualitas layanan itu sendiri. Upaya-upaya tersebut dapat di wujudkan dalam bentuk :
1. Meningkatkan tingkat partisipasi sekolah menengah pertama
2. Layanan kesehatan dasar yang lebih baik untuk masyarakat miskin maupun untuk penyedia layanan.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat miskin dalam mengakses air bersih dan sanitasi.
4. Perjelas tanggungjawab fungsional dalam penyediaan layanan.
5. Perbaiki penempatan dan manajemen PNS.
6. Berikan insentif lebih besar untuk para penyedia layanan.
• Membuat Pengeluaran Pemerintah Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.
Di samping pertumbuhan ekonomi dan layanan sosial, dengan menentukan sasaran pengeluaran untuk rakyat miskin, pemerintah dapat membantu mereka dalam menghadapi kemiskinan (baik dari segi pendapatan maupun non-pendapatan). Pertama, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk membantu mereka yang rentan terhadap kemiskinan dari segi pendapatan melalui suatu sistem perlindungan sosial modern yang meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Kedua, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk memperbaiki indikator-indikator pembangunan manusia, sehingga dapat mengatasi kemiskinan dari aspek non-pendapatan. Membuat pengeluaran bermanfaat bagi masyarakat miskin sangat menentukan saat ini, terutama mengingat adanya peluang dari sisi fiscal yang ada di Indonesia saat kini.
Pengurangan subsidi BBM merupakan langkah besar ke arah pengeluaran publik pemerintah yang lebih berpihak pada masyarakat miskin. Sampai saat ini, pengeluaran pemerintah tidak selalu bisa secara efektif mengatasi kendala yang dihadapi masyarakat miskin untuk keluar dari kemiskinan. Ketika pemerintah memperoleh kelonggaran fiskal menyusul realokasi subsidi BBM yang regresif, penting untuk memastikan bahwa pengeluaran tersebut benar-benar berdampak positif bagi masyarakat miskin. Sekarang pemerintah mempunyai kesempatan untuk menangani masalah kerentanan tinggi masyarakat miskin di Indonesia dengan cara mengarahkan belanja pemerintah ke dalam sistem jaminan sosial yang mampu mengurangi kerentanan tersebut. Salah satu komponen penting dari realokasi pengeluaran pemerintah adalah memusatkan perhatian pada upaya peningkatan penghasilan masyarakat miskin. Pengeluaran pemerintah yang bisa berdampak langsung pada peningkatan penghasilan juga akan berdampak positif pada penanganan kemiskinan. Salah satu prioritas yang bisa dikedepankan-dan telah dimulai oleh pemerintah-ialah memperluas cakupan pembangunan berbasis masyarakat (community driven development atau CDD).

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
• Kemiskinan menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
• Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks, diantaranya : pengangguran, kekerasan, masalah pendidikan dan masalah kesehatan.
• Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK).
• Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia. Pertama, banyak rumah tangga yang berada disekitar garis kemiskinan nasional. Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya. Ketiga, mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
• Tiga cara untuk membantu mengangkat diri dari kemiskinan adalah melalui pertumbuhan ekonomi, layanan masyarakat dan pengeluaran pemerintah.
2. Saran
• Masalah kemiskinan hendaknya menjadi prioritas agar tidak menimbulkan masalah-maslah lain.
• Dalam hal pengentasan kemiskinan perlu diperhitungkan kebijakan-kebijakan apa yang cocok dengan profil kemiskinan yang sedang dihadapi.

LAMPIRAN
Gambar 1.1
Lingkaran Kemiskinan
(3)
(1)
(2)
Tabel 1 Pendekatan untuk menyikapi masalah-masalah kemiskinan di Indonesia
Dimensi kemiskinan Indonesia
Kerentanan Sifat multi-dimensi Keragaman antar daerah
Pertumbuhan ekonomi
Layanan sosial
Pengeluaran pemerintah
Catatan: Menunjukkan kaitan antara area tematik dengan aspek kemiskinan; menunjukkan kaitan penting/erat, menunjukkan kaitan yang kurang erat.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Faisal. 1995. Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XXI. Erlangga : Jakarta.
www.bps.go.id
www.wikipedia.com
http://www.ekonomirakyat.org/index4.php
http://els.bappenas.go.id/upload/other/MDGs%20dan%20Masalah%20Kemiskinan%20di%20Indonesia.htm

Sunday, April 01, 2012

RESENSI ARTIKEL MAJALAH

1.      DATA PUBLIKASI
    1. Tema                            :    Kesehatan
    2. Judul                            :    Kenapa Bayi Nangis Waktu Lahir?
    3. Penulis resensi              :    Rahmat
    4. Pengarang artikel          :    Ryan / (sumber:detikhealth.com)
    5. Penerbit                        :    Tabloid Gaul
    6. No / Tanggal terbit        :    Edisi 44 . Tahun VIII . 16-22 November 2009
    7. No. Halaman                :    Halaman ke-11
2.   RINGKASAN     :
Harusnya si bayi senang keluar dari rahim ibu atau dunia air dalam kandungan ibu .tapi menapa menangis?  Tangisan seorang bayi yang baru dilahirkan adalah bagian indikator kalau bayi yang dilahirkan selamat.  Tangisan bayi juga sebagai penghilang rasa sakit saat melahirkan dan sekaligus penghantar rasa bahagia. Serta pengatur emosi seorang ibu dan juga si bayi.  Sementara bagi si bayi, tangisannya merupakan bagian proses pengambilan nafas untuk pertama kalinya melalui peredaran darah. Tangisan tersebut bagian dari sirkulasi untuk mengirim oksigen ke paru-paru.  Serta tangisan tersebut bagian dari olah tubuh si bayi.  Jadi, jangan heran kalau si bayi menangis saat lahir.
3.      KEUNGGULAN :
  • Artikel mengandung unsur kesehatan yang sangat berguna bagi pembaca.
  • Pengarang menulis artikel dengan gaya bahasa yang enak dibaca oleh remaja, jadi memberi kesan menarik untuk dibaca.
  • Judul artikel membuat pembaca mempunyai keingintahuan yang besar terhadap artikel jadi memberi rasa penasaran untuk dibaca.
  • Kreasi antara tulisan, warna dan gambar sangat kreatif sehingga menarik untuk dilihat.
  • Dengan membaca artikel ini membuat Pembaca jadi tahu tentang yang tidak diketahuinya selama ini.
4.      KELEMAHAN   :
  • Pengarang menulis dengan bahasa tidak baku sehingga lebih besar tertuju untuk remaja, pembaca yang sudah berusia tergolong tua memiliki kesusahan untuk membaca artikel.
  • Kurang lengkap karena dalam artikel hanya menyebutan ‘menurut para peneliti,….’ tidak ada sumber penelitian yang akurat.
5.      PENDAPAT       :
Artikel ini bagus karena menggugah rasa keingintahuan yang besar sehingga pembaca tahu mengapa bayi menangis tetapi kurang dalam hasil penilitian akurat.

Sumber  : http://kurniawanwhu.wordpress.com/2010/05/09/resensi-artikel/