PEREKONOMIAN INDONESIA
“Masalah Kemiskinan”
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah penulis
panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah pembangunan ekonomi indonesia.
Selain sebagai tugas, makalah yang penulis buat ini bertujuan memberi informasi
kepada para pembaca tentang masalah pokok pembangunan ekonomi Indonesia
antara lain masalah kemiskinan, dampaknya serta upaya pengentasan masalah
kemiskinan.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
,selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis, banyak pihak
yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar
kedepannya kami mampu lebih baik lagi.
Bekasi, April 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
A. LATAR BELAKANG……………..………………………………………. 1
B. MASALAH………………………………………………………………………………… 1
C. LANDASAN TEORI…………………………………………………………………… 1
D. PEMBAHASAN
1. Kemiskinan Di Indonesia………………………………………………………… 2
2. Dampak Kemiskinan………………………………………………………………. 2
3. Upaya Pengentasan Kemiskinan………………………………………………. 3
E. PENUTUP………………………………………………………………………………….. 6
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA 10
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah adanya tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia.
Makalah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah
tersebut.
Tema Pembangunan Ekonomi Indonesia
di pilih karena menurut penulis masih banyak masalah yang perlu di soroti dalam
hal ini. Masalah kemiskinan, dampaknya serta upaya pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan yang dari tahun ke tahun tak kunjung memberikan hasil
yang menggembirakan membuat semakin menariknya masalah ini untuk di bahas.
selain itu mekalah ini di buat sebagai pembelajaran bagi para pembaca terutama bagi
penulis. Maka dengan alasan-alasan tersebutlah makalah ini di buat.
B. MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1. Kemiskinan Di Indonesia
2. dampak dari kemiskinan
3. upaya pngentasan kemiskinan
Masalah-masalah ini diangkat dengan asumsi bahwa nyatanya di jaman globalisasi
seperti sekarang ini, kemiskinan di Indonesia masih saja merajalela dan
seperti tak kunjung usai. masalah ini menimbulkan masalah-masalah baru seperti
pengangguran, dan kekerasan yang belakangan ini sering terjadi di Indonesia dan akhirnya pembangunan ekonomi Indonesia tidak
berjalan lancar.
C. LANDASAN TEORI
1. Lingkaran Kemiskinan
Konsep lingkaran kemiskinan (vicious circle of proverty) ini pertama kali
dikenalkan oleh Ragnar Nurkse dalam bukunya yang berjudul Problems Of Capital
Formation In Underdeveloped Countries (1953).
Lingkaran kemiskinan didefinisikan sebagai suatu rangkaian kekuatan yang saling
mempengaruhi satu sama lain sehingga menimbulkan suatu kondisi di mana sebuah
Negara akan tetap miskin dan akan mengalami banyak kesulitan untuk mencapai
tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Menurut Nurkse, kemiskinan bukan hanya
disebabkan oleh tidak adanya pembangunan masa lalu, tetapi kemiskinan juga
dapat menjadi faktor penghamabat dalam pembangunan di masa mendatang.
Sehubungan dengan hal itu, lahirlah suatu ungkapan nurkse yang sangat terkenal
yaitu “a country is poor because it is poor”.
Pada hakikatnya konsep lingkaran kemiskinan menganggap bahwa : 1)
ketidakmampuan untuk mengerahkan tabungan yang cukup, 2) kurangnya faktor
pendorong untuk kegiatan penanaman modal, dan 3) tingkat pendidikan dan
keahlian masyarakat yang relatif masih rendah , merupakan tiga faktor utama
yang menghambat proses pembentukan modal dan pembangunan ekonomi di berbagai
Negara yanga sedang berkembang.
Gambar 1.1 lingkaran kemiskinan (terlampir) akan memperjelas bagaimana konsep
ini mampu menjelaskan dengan baik tentang penyebab kemiskinan yang tidak
berkesudahan dan faktor-faktor yang dinilai menjadi penghambat pembangunan di
Negara sedang berkembang.
D. PEMBAHASAN
1. Kemiskinan Di Indonesia
Kemiskinan menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan.
Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan global. di Indonesia
masalah kemiskinan seperti tak kunjung usai. masih banyak kita dapati para
pengemis dan gelandangan berkeliaran tidak hanya di pedesaan bahkan di
kota-kota besar seperti Jakarta
pun pemandangan seperti ini menjadi tontonan setiap hari.
Kini di Indonesia jerat kemiskinan semakin parah. Jumlah kemiskinan di Indonesia pada
Maret 2009 saja mencapai 32,53 juta atau 14,15 persen (www.bps.go.id).
Kemiskinan bukan semata-mata persoalan ekonomi melainkan kemiskinan kultural
dan struktural.
Hari Susanto (2006) mengatakan umumnya instrumen yang digunakan untuk menentukan
apakah seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat tersebut miskin atau
tidak bisa dipantau dengan memakai ukuran peningkatan pendapatan atau tingkat
konsumsi seseorang atau sekelompok orang. Padahal hakikat kemiskinan dapat
dilihat dari berbagai faktor. Apakah itu sosial-budaya, ekonomi, politik,
maupun hukum.
Menurut Koerniatmanto Soetoprawiryo menyebut dalam Bahasa Latin ada istilah
esse (to be) atau (martabat manusia) dan habere (to have) atau (harta atau
kepemilikan). Oleh sebagian besar orang persoalan kemiskinan lebih dipahami
dalam konteks habere. Orang miskin adalah orang yang tidak menguasai dan
memiliki sesuatu. Urusan kemiskinan urusan bersifat ekonomis semata.
Bila kita cermati kondisi masyarakat dewasa ini. Banyak dari mereka yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Bahkan, hanya untuk
mempertahankan hak-hak dasarnya serta bertahan hidup saja tidak mampu. Apalagi
mengembangkan hidup yang terhormat dan bermartabat.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan menambah panjang deret persoalan yang
membuat negeri ini semakin sulit keluar dari jeratan kemiskinan. Hal ini dapat
kita buktikan dari tingginya tingkat putus sekolah dan buta huruf. Belum lagi
tingkat pengangguran yang meningkat “signifikan.” Jumlah pengangguran terbuka
tahun 2007 di Indonesia
sebanyak 12,7 juta orang. Ditambah lagi kasus gizi buruk yang tinggi,
kelaparan/busung lapar, dan terakhir, masyarakat yang makan “Nasi Aking.”
2. Dampak Kemiskinan
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks,
diantaranya :
1. Pengangguran.
Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki
penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki
penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis
pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan
memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan
tingkat pengeluaran rata-rata.
2. Kekerasan.
Kekerasan-kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari
pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan
yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan
dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya,
merampok, menodong, mencuri, atau menipu. belakangan banyak oknum-oknum yang
menggunakan modus penipuan melalui sms.
3. Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.
Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau
dunia sekolah atau pendidikan. Karena untuk makan satu kali sehari saja mereka
sudah kesulitan.
Kondisi seperti ini membuat masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam.
Tingginya tingkat putus sekola berdampak pada rendahya tingkat pendidikan
seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan
pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran
akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di
segala bidang.
4. Kesehatan
Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap
klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos
pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh
kalangan miskin.
3. Upaya Pengentasan
Kemiskinan Di Indonesia
Seperti telah disinggung di atas bahwa kemiskinan merupakan suatu masalah yang
kompleks dan multidimensional yang tak terpisahkan dari pembangunan mekanisme
ekonomi, sosial dan politik yang berlaku. Oleh karena itu setiap upaya
pengentasan kemiskinan secara tuntas menuntut peninjauan sampai keakar masalah.
Jadi, memang tak ada jalan pintas untuk mengentaskan masalah kemiskinan ini.
Penanggulanganya tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa.
Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi
Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK). Disamping turut menandatangani
Tujuan Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals) untuk tahun
2015, dalam RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam
pengentasan kemiskinan untuk tahun 2009, termasuk target ambisius untuk
mengurangi angka kemiskinan dari 18,2 persen pada tahun 2002 menjadi 8,2 persen
pada tahun 2009.
Dalam pelaksanaan program pengentasan nasib orang miskin, keberhasilannya
bergantung pada langkah awal dari formulasi kebijakan, yaitu
mengidentifikasikan siapa sebenarnya “si miskin” tersebut dan dimana ia berada.
Kedua pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan melihat profil dari si miskin.
Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia.
Pertama, banyak rumah tangga yang berada disekitar garis kemiskinan nasional,
yang setara dengan PPP AS$1,55-per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun
tergolong tidak miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan. Kedua, ukuran
kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas
kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong miskin
dari segi pendapatan dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya
akses terhadap pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan
manusia. Ketiga, mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah merupakan ciri
mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
Tiga cara untuk membantu mengangkat diri dari kemiskinan adalah melalui
pertumbuhan ekonomi, layanan masyarakat dan pengeluaran pemerintah.
Masing-masing cara tersebut menangani minimal satu dari tiga ciri utama kemiskinan
di Indonesia, yaitu: kerentanan, sifat multi-dimensi dan keragaman antar daerah
(lihat Tabel 1). Dengan kata lain, strategi pengentasan kemiskinan yang efektif
bagi Indonesia
terdiri dari tiga komponen:
• Membuat Pertumbuhan Ekonomi Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.
Pertumbuhan ekonomi telah dan akan tetap menjadi landasan bagi pengentasan
kemiskinan. Pertama, langkah membuat pertumbuhan bermanfaat bagi rakyat miskin
merupakan kunci bagi upaya untuk mengkaitkan masyarakat miskin dengan proses
pertumbuhan baik dalam konteks pedesaan-perkotaan ataupun dalam berbagai
pengelompokan berdasarkan daerah dan pulau. Hal ini sangat mendasar dalam
menangani aspek perbedaan antar daerah. Kedua, dalam menangani ciri kerentanan
kemiskinan yang berkaitan dengan padatnya konsentrasi distribusi pendapatan di Indonesia,
apapun yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat akan dapat dengan cepat
mengurangi angka kemiskinan serta kerentanan kemiskinan.
Membuat pertumbuhan bermanfaat bagi masyarakat miskin memerlukan langkah untuk
membawa mereka pada jalan yang efektif untuk keluar dari kemiskinan. Hal ini
berarti memanfaatkan transformasi struktural yang sedang berlangsung di Indonesia yang
ditandai oleh dua fenomena. Pertama, sedang terjadi pergeseran dari kegiatan
yang berbasis pedesaan ke kegiatan yang berbasis perkotaan. Kedua, telah
terjadi pergeseran yang menonjol dari kegiatan bertani (farm) ke kegiatan
non-tani (non-farm). Transformasi ini menunjukan adanya dua jalan penting yang
telah diambil oleh rumah tangga untuk keluar dari kemiskinan di Indonesia.
1. Peningkatan produktivitas pertanian.
2. Peningkatan produktivitas non-pertanian, baik di daerah perkotaan maupun di
daerah pedesaan yang “dikotakan” dengan cepat.
• Membuat Layanan Sosial Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.
Penyediaan layanan sosial bagi rakyat miskin baik oleh sektor pemerintah
ataupun sektor swasta-adalah mutlak dalam penanganan kemiskinan di Indonesia.
Pertama, hal itu merupakan kunci dalam menyikapi dimensi non-pendapatan
kemiskinan di Indonesia.
Indikator pembangunan manusia yang kurang baik, misalnya Angka Kematian Ibu
yang tinggi, harus diatasi dengan memperbaiki kualitas layanan yang tersedia
untuk masyarakat miskin. Hal ini lebih dari sekedar persoalan yang bekaitan
dengan pengeluaran pemerintah, karena berkaitan dengan perbaikan sistem
pertanggungjawaban, mekanisme penyediaan layanan, dan bahkan proses
kepemerintahan. Kedua, ciri keragaman antar daerah kebanyakan dicerminkan oleh
perbedaan dalam akses terhadap layanan, yang pada akhirnya mengakibatkan adanya
perbedaan dalam pencapaian indikator pembangunan manusia di berbagai daerah.
Dengan demikian, membuat layanan masyarakat bermanfaat bagi rakyat miskin
merupakan kunci dalam menangani masalah kemiskinan dalam konteks keragaman
antar daerah.
Membuat layanan bermanfaat bagi masyarakat miskin memerlukan perbaikan sistem
pertanggungjawaban kelembagaan dan memberikan insentif bagi perbaikan indikator
pembangunan manusia. Saat ini, penyediaan layanan yang kurang baik merupakan
inti persoalan rendahnya indikator pembangunan manusia, atau kemiskinan dalam
dimensi non-pendapatan, seperti buruknya pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Bidang lain yang memerlukan perhatian adalah perbaikan akses bagi masyarakat
miskin terhadap pelayanan untuk menekan kesenjangan antar daerah dalam hal
indikator pembangunan manusia. Di bidang pendidikan, salah satu masalah kunci
adalah tingginya angka putus sekolah di masyarakat miskin pada saat mereka
melanjutkan pendidikan dari SD ke SMP. Dalam menyikapi aspek multidimensional
kemiskinan, upaya-upaya hendaknya diarahkan pada perbaikan penyediaan layanan,
khususnya perbaikan kualitas layanan itu sendiri. Upaya-upaya tersebut dapat di
wujudkan dalam bentuk :
1. Meningkatkan tingkat partisipasi sekolah menengah pertama
2. Layanan kesehatan dasar yang lebih baik untuk masyarakat miskin maupun untuk
penyedia layanan.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat miskin dalam mengakses air
bersih dan sanitasi.
4. Perjelas tanggungjawab fungsional dalam penyediaan layanan.
5. Perbaiki penempatan dan manajemen PNS.
6. Berikan insentif lebih besar untuk para penyedia layanan.
• Membuat Pengeluaran Pemerintah Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.
Di samping pertumbuhan ekonomi dan layanan sosial, dengan menentukan sasaran
pengeluaran untuk rakyat miskin, pemerintah dapat membantu mereka dalam
menghadapi kemiskinan (baik dari segi pendapatan maupun non-pendapatan).
Pertama, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk membantu mereka yang
rentan terhadap kemiskinan dari segi pendapatan melalui suatu sistem
perlindungan sosial modern yang meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk
menghadapi ketidakpastian ekonomi. Kedua, pengeluaran pemerintah dapat
digunakan untuk memperbaiki indikator-indikator pembangunan manusia, sehingga
dapat mengatasi kemiskinan dari aspek non-pendapatan. Membuat pengeluaran
bermanfaat bagi masyarakat miskin sangat menentukan saat ini, terutama
mengingat adanya peluang dari sisi fiscal yang ada di Indonesia saat
kini.
Pengurangan subsidi BBM merupakan langkah besar ke arah pengeluaran publik
pemerintah yang lebih berpihak pada masyarakat miskin. Sampai saat ini,
pengeluaran pemerintah tidak selalu bisa secara efektif mengatasi kendala yang
dihadapi masyarakat miskin untuk keluar dari kemiskinan. Ketika pemerintah
memperoleh kelonggaran fiskal menyusul realokasi subsidi BBM yang regresif,
penting untuk memastikan bahwa pengeluaran tersebut benar-benar berdampak
positif bagi masyarakat miskin. Sekarang pemerintah mempunyai kesempatan untuk
menangani masalah kerentanan tinggi masyarakat miskin di Indonesia
dengan cara mengarahkan belanja pemerintah ke dalam sistem jaminan sosial yang
mampu mengurangi kerentanan tersebut. Salah satu komponen penting dari
realokasi pengeluaran pemerintah adalah memusatkan perhatian pada upaya peningkatan
penghasilan masyarakat miskin. Pengeluaran pemerintah yang bisa berdampak
langsung pada peningkatan penghasilan juga akan berdampak positif pada
penanganan kemiskinan. Salah satu prioritas yang bisa dikedepankan-dan telah
dimulai oleh pemerintah-ialah memperluas cakupan pembangunan berbasis
masyarakat (community driven development atau CDD).
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
• Kemiskinan menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan.
• Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan
kompleks, diantaranya : pengangguran, kekerasan, masalah pendidikan dan masalah
kesehatan.
• Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi
Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK).
• Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di
Indonesia.
Pertama, banyak rumah tangga yang berada disekitar garis kemiskinan nasional.
Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan
batas kemiskinan yang sebenarnya. Ketiga, mengingat sangat luas dan beragamnya
wilayah Indonesia, perbedaan
antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
• Tiga cara untuk membantu mengangkat diri dari kemiskinan adalah melalui
pertumbuhan ekonomi, layanan masyarakat dan pengeluaran pemerintah.
2. Saran
• Masalah kemiskinan hendaknya menjadi prioritas agar tidak menimbulkan
masalah-maslah lain.
• Dalam hal pengentasan kemiskinan perlu diperhitungkan kebijakan-kebijakan apa
yang cocok dengan profil kemiskinan yang sedang dihadapi.
LAMPIRAN
Gambar 1.1
Lingkaran Kemiskinan
(3)
(1)
(2)
Tabel 1 Pendekatan untuk menyikapi masalah-masalah kemiskinan di
Indonesia
Dimensi kemiskinan Indonesia
Kerentanan Sifat multi-dimensi Keragaman antar daerah
Pertumbuhan ekonomi
Layanan sosial
Pengeluaran pemerintah
Catatan: Menunjukkan kaitan antara area tematik dengan aspek
kemiskinan; menunjukkan kaitan penting/erat, menunjukkan kaitan yang kurang
erat.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Faisal. 1995. Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XXI.
Erlangga : Jakarta.
www.bps.go.id
www.wikipedia.com
http://www.ekonomirakyat.org/index4.php
http://els.bappenas.go.id/upload/other/MDGs%20dan%20Masalah%20Kemiskinan%20di%20Indonesia.htm